-->

Notification

×

Kategori Berita

CARI BERITA

Iklan

Iklan


Iklan





Raja yang Culas (Cerita Rakyat Provinsi Riau)

| Monday, November 29, 2021 WIB | Last Updated 2022-12-03T09:03:07Z

MARWAH RIAU - Dahulu kala ada sebuah kerajaan yang disebut Kerajaan Tiangker arasen. Negeri itu aman dan tenteram karena sang Raja memerintah dengan bijaksana. Beliau mempunyai beberapa orang putra dan putri dari seorang per maisuri yang cantik jelita.


Namun, ketentraman dan kebahagiaan keluarga itu tak berlangsung lama. Pada suatu hari, raja berjalan-jalan dengan menunggang kuda kesayangannya. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita. 


Setelah berkenalan, raja mengajak gadis itu pulang ke istana. Selain cantik ternyata gadis itu, mempunyai perangai yang lembut dan tutur kata yang halus. Raja jatuh cinta dan menikahi gadis tersebut. Tindakan raja ini ditentang oleh permaisuri dan putra-putrinya. Namun, raja terlalu mencintai gadis itu.


Setelah beberapa bulan berlalu, gadis yang telah menjadi istri muda raja itu pun hamil. Permaisuri dan putra-putrinya makin marah. Mereka betul-betul menunjukkan sikap benci kepada raja. Putra-putrinya pun sudah berani melawan. Keadaan ini sangat menekan sang Raja. 


Lalu, terpikir oleh sang Raja untuk menyingkirkan istri mudanya. Pada suatu hari, raja mengajak istri mudanya berjalan-jalan di hutan. Keduanya menyusuri sebuah sungai yang besar dengan sebuah perahu. Ketika sang Istri sedang asyik menikmati pemandangan, tiba-tiba sang Raja mendorongnya ke sungai. 


Istrinya sangat terkejut lalu berteriak teriak minta tolong. Sebenarnya, hati sang Raja sangat iba, tetapi apa boleh buat ia ingin mengakhiri hubungannya yang tegang dengan permaisuri dan putra-putrinya.


Sementara itu, di hilir sungai seorang pengail melihat perempuan yang hanyut. la segera menyelamatkan perempuan itu yang tak lain adalah istri muda Raja Tiangkerarasen.


Bulan berganti bulan tahun berganti tahun. Putra raja yang lahir dari istri muda telah beranjak remaja. Ibunya memberi nama Aji Bonar. Pemuda itu mempunyai kegemaran bermain gasing dan mengail. Suatu hari, ia ingin pergi ke Negeri Tiangkerarasen.


Sebab, ia mendengar kabar bahwa putra Raja Tiangkerarasen suka bermain gasing dengan taruhan. Akhirnya, ia bisa bermain gasing dengan putra raja. Gasing Aji Bonar menang lalu membawa ayam jago taruhan ke rumah. Kemenangan gasing Aji Bonar ini membuat putra raja makin penasaran. Lalu, ia bertaruh yang lebih besar lagi.


Begitulah taruhan itu terjadi berulang-ulang dari taruhan yang kecil kecil sampai taruhan sebuah rumah yang besar lengkap dengan isinya. Pertandingan ini pun dimenangkan Aji Bonar. Kekalahan putra raja yang terus menerus ini tidak membuatnya jera. Malah ia semakin penasaran dan bertekad harus dapat mengalahkan gasing Aji Bonar.


Suatu hari, putra raja mengumpulkan seluruh rakyat Negeri Tiangkerarasen di gelanggang permainan gasing. Tidak lupa ia mengundang sang Raja, ayahnya. Setelah semua berkumpul, putra raja berseru.


"Hai rakyatku, hari ini aku mempertaruhkan negeri ini beserta isinya kepada si Aji Bonar. Jika ia kalah, ia akan mengembalikan seluruh kemenangan yang diperoleh dariku. Jika aku yang kalah maka negeri ini akan kuberikan kepadanya. Ia akan memerintah seluruh negeri ini. Apakah kalian setuju?"


"Setujuuuuuuu!" jawab yang hadir serentak.


Tak lama kemudian pertandingan dimulai. Seluruh hadirin bersorak-sorai menjagokan pilihan masing-masing. Gasing Aji Bonar berputar-putar cepat sekali dan dengan cepat mematikan gasing putra raja. Saat itu juga Aji Bonar menjadi raja negeri itu.


Beberapa hari kemudian ia menjemput ibunya dengan pasukan kerajaan. Seluruh rakyat menyaksikan iring-iringan itu juga putra raja yang kalah bertaruh. Lalu, di sampingnya berdiri sang Raja yang merasa sangat malu, sebab putra yang disayangnya telah menggadaikan kerajaannya. 


Namun, putra yang dibuang telah menjadi rajanya. Kedua orang itu menyaksikan Raja Aji Bonar dengan rasa malu yang tak terhingga.


Hikmah

Suatu saat orang yang pernah kau sakiti akan menjadi orang yang lebih baik darimu


Sumber: Buku Cerita Rakyat: Lampung, Sumatera Barat dan Riau