PEKANBARU- Secara bersamaan, Gubernur Riau H. Syamsuar, M.Si, dan Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Eddy Natar Nasution, menghadiri puncak helat yang diselenggarakan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Selasa malam (9/8/2020). Selain itu juga terlihat Danlanud Roesmin Nurjadi Marsma TNI Ian Fuady dan unsur Forum Komiunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lainnya, pendiri LAMR O.K Nizami Jamil, sejumlah masyarakat adat dan rumpun organisasi lasyakar dan pemuda Melayu.
Helat LAMR itu sendiri merangkum tiga kegiatan yakni Hari Besar Islam 1444 H, 65 Tahun Provinsi Riau, dan Hari Masyarakat Adat Sedunia. Hari besar Islam berupa tahun baru sudah 11 hari dilalui, sedangkan peringatan 65 tahun Provinsi Riau dan Hari Masyarakat Adat Sedunia jatuh pada hari bersamaan yakni 9 Agustus 2022.
Berkaitan dengan hal itu, berbagai kegiatan dilaksanakan yakni togak tonggul, peragaan silat tiga bulan, musik gazal, doa selamat, tausyiah, dan ratib togak. Kegiatan diawali dengan pemotongan sapi hari Senin yang dagingnya telah disantap bersama-sama hari Selasa.
Kesemua kegiatan mengandung nilai ilahiah dan duniawiyah untuk memuliakan manusia. Dalam konteks kebangsaan pula, tiga materi kegiatan ini telah mendapat status Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yakni togak tonggul, silat tiga bulan, dan ratib togak, di antara 56 WBTB yang telah diperjuangkan Dinas Kebudayaan dalam beberapa tahun terakhir.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri Drs. H. Taufik Ikram Jamil, M.I.Kom mengatakan, kegiatan itu didukung oleh berbagai pihak, di antaranya adalah Pemprov Riau, LAMR Kampar, BUMD Pelalawan, bahkan simpul-simpul lasykar maupun pemuda Melayu Riau. “Tak kecil pula rasa terima kasih kepada kawan-kawan pengurus LAMR yang telah bertungkus-lumus menyiapkan acara ini,” katanya.
Dalam amanahnya, Gubernur Riau yang juga Datuk Seri Setia Amanah Masyarakat Melayu Riau mengatakan, masyarakat Riau memang harus memperbanyak syukur karena daerah ini dilimpahi berbagai kekayaan material dan spiritual. “Banyak orang sholeh bahkan keramat di berbagai kabupaten/ kota,” katanya seraya menambahkan, keadaan tersebut harus senantiasa dipelihara sehingga keberkahan terus mengalir di daerah ini.
Hal senada juga dikatakan Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri Marjohan Yusuf dan penceramah Dr Zul Ikrami Lc.M.A. Sederhananya, Melayu menidentikkan dirinya dengan Islam. Cara menghormati keturunan Rasulullah tidak saja memuliakan pengajian yang mereka lalukan, bahkan menjadikan mereka pemimpin seperti terlihat pada Kerajaan Siak dan Pelalawan.
Oleh karena itu, kata Zul Ikrami, beraktivitas di daerah ini, juga dapat bermakna mengikuti jejek sejumlah keturunan Rasulullah SAW. Jadi, dia tidak akan tinggalkan daerah ini karena ada sesuatu yang bernilai sunnah dan dilaksanakan dalam aktivitas keseharian.
Sumber: Media Center Riau