-->

Notification

×

Kategori Berita

CARI BERITA

Iklan

Iklan


Iklan



Mahasiswa Asal Rohil dan Inhil Kunjungi Desa Batu Belah Saksikan Tradisi Balimau Kasai

| Rabu, Maret 22, 2023 WIB | Last Updated 2023-03-24T11:37:08Z

KAMPAR - Mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari Rokan Hilir (Rohil) dan Indragiri Hilir (Inhil) mengunjungi desa Batu Belah, Kabupaten Kampar untuk melihat secara langsung tradisi balimau kasai yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat.

Mereka mengaku bahwa tradisi tersebut sudah sering didengar dari kawan-kawan mereka satu kampus, namun meskipun demikian belum pernah menyaksikan secara langsung tradisi tahunan tersebut dalam menyambut bulan suci ramadan. 

Mahasiswa Univeraitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau asal Indragiri Hilir, Dahlia menyampaikan bahwa sebelumnya belum pernah melihat tradisi tersebut dan hanya mendapat informasi dari temannya dikampus. 

"Sebelumnya saya hanya sekedar tahu aja dari teman-teman tentang tradisi balimau kasai ini, namun sekarang Alhamdulillah bisa menyaksikan secara langsung mandi balimau," kata Dahlia di Anjungan Balimau Kasai desa Batu Belah, Rabu (22/3/2023) petang. 

Aldo Wiranda selaku mahasiswa UIN Suska Riau yang berasal dari Rokan Hilir merasa senang bisa melihat langsung tradisi balimau kasai serta ikut mandi bersama denfan teman dan pengunjung lainnya di Sungai Kampar tepatnya disekitaran Anjungan Balimau Kasai Batu Belah. 

Istimewanya, Tradisi balimau kasai yang kini sudah menjadi event wisata ini juga dihadiri oleh Datuk Seri Setia Amanah yang juga Gubernur Riau Syamsuar serta pj Bupati Kampar Kamsol, ninik mamak dan tamu undangan lainnya. 
Sebagai informasi, Balimau kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kabupaten Kampar dalam menyambut bulan suci ramadan. 

Acara ini biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun yaitu sehari menjelang masuknya bulan puasa, upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa juga merupakan simbol penyucian diri.

Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang di campur jeruk yang oleh masyarakat Kampar sendiri disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. 

Sedangkan kasai adalah wangi wangian yang biasanya dipakai kewajah dan tangan atau semacam lulur. Bagi masyarakat Kampar pengharum badan (kasai) ini dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.(mir)