-->

Notification

×

Kategori Berita

CARI BERITA

Iklan

Iklan


Iklan




Mengintip Keindahan Desa Koto Mesjid yang Makmur, Berkat Binaan PT PHR , Pak Kades Diundang Presiden ke Istana

| Kamis, Agustus 31, 2023 WIB | Last Updated 2023-08-31T16:54:43Z

 


Kampar– Sebuah peribahasa yang kerap kita dengar, yakni ‘di mana ada kemauan di situ ada jalan’, memang selalu terbukti di tengah Masyarakat. Hal itu tergambar dari sebuah kehidupan masyarakat Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.


Berkat kemauan dan kerja keras warganya bersama pemerintahan desa, alim ulama, ninik mamak, pemuda dan seluruh elemen masyarakat serta bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan perusahaan , kini Desa Koto Mesjid yang dulunya sebuah desa miskin kini menjelma menjadi salah satu desa makmur dan sukses meraih berbagai berprestasi, tidak hanya di kancah lokal namun juga di tingkat nasional.


Berbagai catatan prestasi itu mengalir seiring dengan konsistensi pemerintahan desa dan masyarakat untuk terus berubah, berinovasi, belajar hal-hal baru dan menerima berbagai kritikan dan masukan. Catatan prestasi terbaru yang diraih oleh salah satu desa binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan itu adalah dinobatkannya Desa Koto Mesjid sebagai juara pertama Lomba Desa Tingkat Nasional Regional I. Berkat prestasi desa yang berjuluk ‘Desa Wisata Kampung Patin’ ini membuat desa ini semakin dikenal di Indonesia karena secara khusus Kepala Desa Koto Mesjid Arjunalis dan beberapa kepala desa yang desanya meraih prestasi nasional diundang oleh Presiden Republik Indonesia (RI) H Joko Widodo ke Istana Merdeka dalam rangka mengikuti rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan (RI) ke-78 Tahun 2023 pada Tanggal 17 Agustus 2023 lalu.


Penghargaan ini diberikan agar desa dan kelurahan terus berinovasi mewujudkan Indonesia maju. Selain itu lomba ini juga dihararapkan menonjolkan karya dan sharing pengalaman. Ajang ini merupakan inisiasi dari Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang memberikan penghargaan kepada 12 desa dan 12 kelurahan yang menjadi juara regional di seluruh Indonesia.


PHR melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menggandeng Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau untuk berperan strategis dalam pemberdayaan masyarakat dalam implementasi pengembangan desa wisata ini sejak pasca alih kelola.


Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto menyampaikan tahniah atas prestasi yang diraih desa yang menjadi binaan PHR WK Rokan tersebut. Prestasi ini merupakan pencapaian yang luar biasa. “Kami turut bangga melihat prestasi dan perkembangan desa binaan PHR dalam program TJSL ini, banyak sekali potensi di desa tersebut, terutama di bidang ekonomi masyarakat dan pariwisata," ujar Rudi terkait penghargaan ini.


Sejauh ini, PHR telah melaksanakan program pengembangan desa wisata di Kampung Patin Desa Koto Masjid tersebut. Program itu meliputi perikanan, perkebunan, pertanian, hingga ekowisata. Desa ini bahkan telah memiliki produk unggulan berbahan olahan patin yang dibudidayakan masyarakat setempat, keberhasilan ini berkat kolaborasi pentahelix yang diterapkan oleh PHR.


Melalui program TJSL, PHR terus bergerak dan menggali potensi di Provinsi Riau yang juga berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.(rilis)


Senior Analyst Social Performance, Winda Damelia didampingi Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau, Dr. Ir. Eni Sumiarsih, M.Sc saat berkunjung ke Desa Koto Mesid bersama awak media beberapa waktu lalu mengatakan, PHR sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 menggandeng Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau untuk membawa desa Koto Mesjid lebih maju dan mandiri melalui Program Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu perusahan. Berbagai pelatihan telah digelar di Desa Koto Mesjid seperti pelatihan tour guide, pelatihan pengelolaan home stay dan pelatihan. Selain itu juga pemberian bantuan modal usaha kepada masyarakat.


Prestasi tingkat nasional sebelumnya juga pernah diraih berpenduduk sekira 2.500 jiwa ini pada tahun 2021. Saat itu Desa Koto Mesjidjuga dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik II Tahun 2021 untuk kategori souvenir. 

Tropi penganugerahan diserahkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno pada malam Anugerah DesaWisata Tahun 2021 lalu.


Ditinjau dari usia, Desa Koto Mesjid terbilang masih muda, masih berusia 24 tahun. Desa ini merupakan salah satu desa pemekaran di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar yang dimekarkan dari desa induk Desa Pulau Gadang pada Tahun 1999. Sebagai sebuah wilayah pemekaran, semangat yang diusung Masyarakat cukup tinggi untuk memacu pembangunan desa. Dua dusun di Pulau Gadang saat itu yaitu Dusun I Koto Mesjid dan Dusun IV Kampung Baru menjadi Desa Koto Mesjid. Setelah pemekaran, dua dusun ini berkembang menjadi empat dusun.


Dari 592 kepala keluarga (KK) di Desa Pulau Gadang saat pindah Tahun 1992 dari kampung lama ke kampung baru, sebanyak 43 kepala keluarga (KK) dan jumlah penduduk 1.239 jiwa menjadi KK dan warga Desa Koto Mesjid. Sekarang, penduduk Desa Koto Mesjid hampir mencapai 3.000 jiwa.


Pemekaran Desa Koto Mesjid disetujui setelah tujuh tahun warga Desa Pulau Gadang menempati pemukiman baru karena pemindahan perkampungan desa harus dilaksanakan karena dampak Pembangunan Pembangkit Listtik Tenaga Air (PLTA Koto Panjang). Selain Pulau Gadang, ada tujuh desa lainnya di Kecamatan XIII Koto Kampar yang dipindahkan pemukimannya. Selain itu, dua desa di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat juga ikut dipindahkan.


Pindah ke lokasi pemukiman baru tidaklah mudah bagi warga Desa Pulau Gadang dan beberapa desa lainnya ketika itu. Di lokasi pemukiman yang baru mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi alamnya. Meskipun dibekali sisa uang ganti rugi lahan di perkampungan lama, namun tidak lantas perekonomian masyarakat tumbuh bagus. Lahan pekarangan dan perkebunan yang disediakan masyarakat belum memberikan hasil yang maksimal, ditambah lagi tidak semua perkebunan karet berhasil seratus persen.


Kepala Desa Koto Mesjid, Arjunalis kepada wartawan, disela-sela kunjungan rombongan peserta lomba karya jurnalistik dalam ajang Pertamina Hulu Rokan News Award (PENA) dan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2023 beberapa waktu lalu mengatakan, situsasi baru di perkampungan baru membuat masyarakat harus putar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Melihat kondisi tanah di perkampungan baru banyak rawanya, maka sebagian masyarakat berpikir bahwa salah satu usaha yang cocok adalah membuat kolam ikan. Awalnya ikan yang dibudidaya masyarakat adalah jenis jelawat, nila dan tawas.


Namun dalam perkembangannya, ada beberapa masyarakat yang memulai membudidayakan jenis ikan patin karena dinilai cocok dengan tekstur tanah di Koto Mesjid.


Dalam perkembangannya, karena usaha bidudidaya ikan patin mulai menampakkan hasil dan telah mampu menggerakkan sektor ekonomi masyarakat maka mulailah muncul usaha pembuatan benih ikan patin yang diinisiasi oleh salah seorang penyuluh perikanan swadaya Suhaimi, S.Pi. Pria low profil tamatan Fakultas Perikanan Universitas Riau ini mendedikasikan diri di Desa Koto Mesjid sampai akhirnya ia berkeluarga di sini dan mengembangkan usahanya.


Suhaimi juga sukses menggaet beberapa pihak swasta dan mendapatkan dukungan pemerintah sampai akhirnya seperti sekarang ia sukses mengembangkan beberapa jenis produk olahan dari ikan patin. Jika awal-awalnya ikan patin yang dijual dalam bentuk ikan segar, namun sekarang sudah diolah menjadi salai hasil dari pengasapan ikan. Belakangan juga muncul aneka produk olahan ikan patin seperti nugget, kerupuk kulit patin, bakso patin hingga abon patin. Bahkan abon patin ini tidak hanya mendapatkan pasar lokal, tetapi pemasarannya sudah menembus negara Malaysia.


Desa Koto Mesjid yang mendapatkan pembinaan dari PHR, pemerintah daerah dan pusat pemerintah pusat serta Sekolah Tinggi Pariwista ( STP) Pekanbaru terus berkembang menuju desa yang modern. Berkat berkembangnya budidaya perikanan ikan patin dan aneka produk olahannya.


Sebagai bentuk pembinaan, PT PHR mengadakan kegiatan pelatihan, seperti pelatihan pengemasan, pelatihan pengolahan produk, memberikan bantuan modal usaha dan bantuan peralatan seperti frezer, showcase hingga pemasaran secara digital.


Kepala Desa Koto Mesjid Arjunalis sangat bangga karena berkat kemajuan desanya, hampir setiap pekan selalu ada kunjungan dari luar daerah. Tak jarang pengunjung menginap di desa ini beberapa hari. Pengunjung tak perlu khawatir karena beberapa rumah warga telah disepakati menjadi home stay. Para pengunjung tak hanya bisa menikmati keindahan dan pesona desa ini namun juga bisa belajar membudidayakan ikan patin dan belajar mengolah aneka produk ikan patin. Banyaknya kolam ikan patin di desa ini juga karena ada semangat kebersamaan warga membangun kolam karena desa ini memiliki jargon “Satu Rumah Satu Kolam”.


Pilihan berwisata juga ada di desa ini. Berkat bantuan dan pembinaan PHR dan STP Riau, salah satu objek wisata di Koto Mesjid juga menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik yaitu Objek Wisata Puncak Kompe. Dari atas sebuah bukit, pengunjung akan bisa menikmati pesona alam Danau PLTA Koto Panjang. Angin sepoi-sepoi di taman yang cantik membuat pengunjung akan merasa betah.


Arjunalis mengungkapkan, tak kurang rata-rata sekira seribuan wisawatan datang ke desa ini setiap bulan. “Ini tentunya juga membawa dampak ekonomi bagi warga,” ungkap Arjunalis.


Pemasaran ikan patin segar dan aneka produk olahannya yang cukup bagus membuat ekonomi masyarakat Desa Koto Mesjid tumbuh pesat dan di atas rata-rata warga desa lainnya yang merupakan desa pemindahan PLTA Koto Panjang.


 Berkembangkan sektor perikanan ini membuka peluang kerja dibidang perikanan selain berkebun karet atau kelapa sawit. Beberapa bidang pekerjaan terbuka, tidak hanya bagi pria tetapi juga bagi kaum wanita. Mereka bekerja sebagai tukang tangkap ikan, memberi makan ikan, membersihkan ikan, bagian pengasapan, bagian pemasaran, sopir dan lainnya.


Bagusnya perekonomian masyarakat Desa Koto Mesjid bisa terlihat dari wajah desanya. Hampir semuanya rumah warga desa di sini rumah tembok permanen dan tergolong rumah mewah. Mayoritas warga Koto Mesjid memiliki kendaraan mobil pribadi, Tingkat pendidikannya juga bagus karena banyak anak warga desa ini yang telah menamatkan pendidikan strata 1 (S1) bahkan sudah banyak yang pendidikannya hingga strata 3 (S3).


Pekarangan rumah warga di sini bagus-bagus dan bersih. Hampir semua rumah memiliki kolam ikan patin yang membuat pekarangannya makin cantik. Kolamnya bagus, bersih dan terawat yang membuat pengunjung yang datang merasa betah.  


Berkat kekompakan warganya, wajah desanya juga bagus, bersih dan rapi. Sehingga beberapa kali desa ini meraih gelar juara pada berbagai perlombaan.


Salah seorang pengusaha ikan salai patin, Alex Giono (44), kepada wartawan mengungkapkan, saat ini ada 12 orang pengusaha pelaku UMKM yang menjalankan bisnis ini. Setiap hari rata-rata 12 tempat pengasapan ikan patin membutuhkan ikan patin segar sebanyak 25 ton. “Kalikan empat hari dalam seminggu panennya, maka tak kurang seratus ton ikan patin yang segar dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar ikan salai patin,” beber Alex.


Dikatakan, dari 100 ton ikan patin segar, menjadi 30 ton ikan salai patin. “Karena dapatnya tiga puluh persen dari ikan segar,” ulasnya. Sementara hasil penjualan ikan patin dari Desa Koto Mesjid dalam satu pekan adalah sebanyak Rp 201.000.000 karena harga satu kilogram ikan salai patin dijual toke kepada pengecer Rp 6.700/kilogram.


Alex juga mengungkapkan, setiap pengusaha atau toke ini mampu mempekerjakan karyawan hingga 20 orang, sehingga total orang yang bekerja di sektor ini 240 orang.


Ikan salai patin yang terkenal lezat itu telah menembus pasar ke beberapa provinsi tetangga seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu hingga Sumatera Selatan. “Ikan kita ada yang dibawa ke pasar lokal di Kampar seperti Kuok, Bangkinang, Air Tiris, Pekanbaru, Batam, Bengkulu, Lubuk Linggau, Teluk Kuantan, Pangkalan Kerinci, Sorek, Padang, Payakumbuh dan sampai ke Medan juga,” katanya.(Akhir Yani)